🐷 Cahaya Buatan Yang Berasal Dari Lampu Disebut
Bottomlight: Cahaya dari bawah objek, biasa juga disebut „base light‟. Biasa digunakan sebagai cahaya pengisi dari arah depan. Fungsinya mengurangi kontras cahaya utama. Bounce Flash: Sinar pantul. Pancaran cahaya tidak langsung yang berasal dari sumber cahaya (lampu kilat). Cara paling efektif yang dapat dicoba adalah
Cahayapelita e. Cahaya alami 2. Cahaya buatan yang berasal dari lampu disebut dengan a. Direct light b. Flat light c. Window light d. Reflected light e. Artificial light 3. Perhatikan gambar berikut! Gambar diatas merupakan suatu jenis reflektor . a. Spread b. Ellipsoidal c. Diffuse d. Mixed e. Spherical 4.
Lampuyang digunakan dapat berupa lampu halogen dan lampu fluorescent. Arah pencahayaan dari belakang atau sering disebut backlight, merupakan pencahayaan yang berasal dari belakang obyek. Efek pencahayaan terhadap bangunan akan memberi aksen pada obyek yang ingin ditonjolkan, seperti memunculkan bayangan atau cahaya pendar yang mengelilingi obyek.
Translationsin context of "CAHAYA ALAMI YANG BERASAL" in indonesian-english. HERE are many translated example sentences containing "CAHAYA ALAMI YANG BERASAL" - indonesian-english translations and search engine for indonesian translations.
Polusicahaya ditimbulkan oleh cahaya buatan yang berasal dari pencahayaan lampu. Selain menimbulkan polusi, lampu - baik sebagai penerang gedung termasuk rumah, atau penerang jalan - membutuhkan energi listrik yang tidak kecil. Sementara setiap tahun, pertumbuhan lampu di seluruh dunia rata-rata meningkat 6%, di mana 83% populasi dunia
Lampupijar merupakan jenis lampu listrik yang digunakan oleh manusia untuk pertama kali. Lampu pijar ini sering juga disebut dengan Bolam (Bola Lampu). Disebut dengan lampu pijar karena proses untuk menghasilkan cahaya berasal dari kawat yang berpijar (filamen). Filamen yang dialiri oleh listrik akan menghasilkan panas dan membara.
nanometer(nm). Sedangkan yang dibawah 400 nm disebut cahaya ultraviolet dan yang berada diatas 700 nm adalah cahaya infra merah. Kerusakan dapat berasal dari ketiga jenis cahaya. Sinar ultraviolet dan cahaya tampak dapat menyebabkan perubahan stuktur kimia materi sedangkan sinar infra merah dapat menaikkan suhu sehingga memiliki efek
Bottomlight : Cahaya dari bawah objek, biasa juga disebut "base light". Biasa digunakan sebagai cahaya pengisi dari arah depan. Pancaran cahaya tidak langsung yang berasal dari sumber cahaya (lampu kilat). Cara paling efektif yang dapat dicoba adalah memantulkan pancaran sinarnya kesudut lain sebelum cahaya itu mengenai objek pemotretan
Pencahaaynbuatan menurut pencahayaan arsitektur a) Pencahayaan cove Pencahayaan tidak langsung dari fixture yang terpasang menerus pada dinding. b) Pencahayaan coffer Jenis pencahayaan pada kantung (coffer) plafon lampu diletakkan pada kantung kecil berbentuk persegi. c) Pencahayaan luminous - ceiling Sumber cahaya seragam dengan memakai
. Sistem pencahayaan buatan artificial lighting adalah sistem pencahayaan yang menggunakan sumber cahaya buatan, seperti lampu, armature dan peralatan yang memendarkan cahaya. Sifat dari cahaya buatan juga sementara, karena hanya dipergunakan pada waktu malam hari saja sebagai sinar tambahan untuk menerangi suatu ruangan / bangunan. Fungsi dari adanya sistem pencahayaan buatan ini adalah a Mendukung pencahayaan dalam ruangan yang tidak terjangkau pencahayaan di siang hari b Digunakan bersama dengan natural light untuk mereduksi terang gelap sumber cahaya langit c Menciptakan kondisi penerangan dalam ruang menurut aktifitas dan kebutuhan commit to user Dari fungsi tersebut dapat kita lihat bahwa cahaya buatan digunakannya sesuai dengan kebutuhan dan aktifitas orang yang berada di ruangan itu serta sebagai unsur penerang dimalam hari. Sumber dari cahaya buatan tadi adalah berupa energi listrik yang diubah menjadi sinar sehingga dapat menimbulkan cahaya. Pada sistem pencahayaan untuk tiap-tiap bangunan/ruangan itu berbeda-beda tergantung pada kebutuhan serta aktivitasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dari pencahayaan itu adalah kuat penerangan sumber cahaya dan distribusi cahaya refleksi dinding dan plafon. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat penghitungan terhadap kualitas pencahayaan adalah a Aliran Cahaya F, adalah jumlah cahaya yang dipancarkan sumber cahaya setiap detik. b Intensitas Cahaya I, adalah aliran cahaya yang diemisikan setiap sudut ruang pada arah tertentu oleh sebuah sumber cahaya. c Kuat Penerangan E, adalah aliran cahaya per satuan luas. d Luminansi L, adalah intensitas cahaya per cm2 dari sumber cahaya yang terlihat atau pada bidang cahaya yang terkena. Untuk itu ada beberapa pertimbangan dalam perencanaan suatu penerangan pada artificial lighting , antara lain adalah a Distribusi cahaya b Kekuatan penerangan rata-rata E yang disarankan berdasarkan jenis macam kegiatan, kondisi langit-langit dan dinding. commit to user d Perbandingan tinggi dan jarak lampu e Derajat kesilauan perlu diperhatikan, antara lain 1 Terang sekitar lantai, dinding, plafon tidak perlu kontras dengan bidang kerja, refleksi min 30% 2 Menghindari perletakan sumber cahaya penyebab glare 3 Menghindari sudut pantulan sumber cahaya f Kebutuhan titik lampu pada ruang, dimana dapat dicari dengan menggunakan rumus LLF UF F A E N . . . = dimana E = kuat penerangan lux A = luas ruangan m2 F = arus cahaya tiap lampu lm UF= Utilisation Factor/koefisien pemakaian tabel Data - refleksi plafon & dinding % - indeks keruangan - sistem iluminasi lampu LLF = Light Loss Factor/faktor kerugian cahaya Kerugian cahaya dipengaruhi 2 faktor 1. faktor penurunan arus cahaya depresi lampu yang disebabkan oleh jenis, kualitas dan perawatan lampu 2. faktor kebersihan lampu 0,85-0,96 Dari sistem tersebut dapat kita lihat bahwa cahaya buatan digunakannya sesuai dengan kebutuhan dan aktifitas orang yang berada di ruangan itu serta sebagai unsur penerang dimalam hari. Sistem pencahayaan buatan tadi adalah berupa energi listrik yang diubah commit to user menjadi sinar sehingga dapat menimbulkan cahaya. Contoh sumber cahaya yang dihasilkan adalah a Lampu Pijar incandescent Lampu pijar terdiri dari tiga pokok yaitu basis, filamen benang pijar dan bola lampu. Besarnya aliran cahaya fluks cahaya yang dihasilkan oleh lampu pijar yang sedang menyala tergantung pada suhu filamennya. Dengan memperbesar input tenaga, suhu filamen meningkat, radiasi bergeser ke arah gelombang cahaya lebih pendek dan lebih banyak cahaya tampak lebih putih. Pengendalian lampu pijar sebagai sumber cahaya umumnya dengan melapisi bola lampu dengan maksud mendifuskan cahaya sehingga diperoleh cahaya. Jenis lampu ini mempunyai keuntungan dan kerugian, yaitu Keuntungan 1 Ukuran filamen kecil, maka sumber cahaya dapat dianggap sebagai titik sehingga pengaturan cahaya mudah. 2 Perlengkapan sangat sederhana dan dapat ditangani dengan sederhana pula 3 Pemakaian sangat luwes dan biaya awal rendah 4 Tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban 5 menampilkan warna-warna dengan sangat bagus Kerugian 1 Lumen per watt efikasi rendah 2 Umur pendek 750 – 1000 jam, makin rendah watt makin pendek umurnya 3 Untuk negara tropis, panas dari lampu akan menambah beban AC commit to user 4 Warna cenderung hangat kemerahan, secara psikologis akan mambuat suasana ruang kurang sejuk b Lampu Fluorescent Bentuk lampu ini dapat berupa tabung tube lamp maupun bola. Lampu jenis ini merupakan salah satu lampu pelepas listrik yang berisi gas air raksa bertekanan rendah. Lampu fluorescent generasi terbaru penggunaan listriknya semakin efisien mencapai 80 lumen per watt dan distribusi speltralnya pancaran panjang gelombang cahaya mendekati grafik kepekaan mata, sehingga tidak terjadi penyimpangan warna. Jenis lampu ini mempunyai keuntungan dan kerugian , yaitu Keuntungan 1 Efikasi lumen per watt tinggi 2 Awet umur panjang, hingga jam dengan asumsi lama penyalaan 3 jam setiap penyalaan. Makin sering dihidup matikan, umur makin pendek 3 Bentuk lampu memanjang menerangi area lebih luas 4 Untuk penerangan yang tidak menghendaki bayangan, lampu flourescent lebih baik dibandingkan dengan lampu pijar 5 Warna cahaya yang cenderung putih-dingin menguntungkan untuk daerah tropis lembab karena secara psikologis akan menyejukkan ruangan. Kerugian 1 Output cahaya terpengaruh oleh suhu dan kelembaban commit to user 2 Tidak mudah mengatur intensitas cahayanya dengan dimmer 3 Warna keputihan cenderung tidak alami, terutama untuk warna kulit 4 Kecerobohan pemasangan balas sering menimbulkan bunyi dengung yang mengganggu dan melelahkan 5 Menimbulkan efek cahaya yang bergetar pada arus bolak-balik ac, sedangkan pada lampu flourescent arus searah dc efek ini tidak tampak 6 Efisiensi lampu akan meningkat bila suhu dipertahankan tidak lebih dari 40oC. Gambar Lampu Flourescent Sumber Prasasto Satwiko, 2004 71 c Lampu HID High-Intensity Discharge Lamps Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam. Lampu mercury menghasilkan cahaya dari lecutan listrik dalam tabung kaca atau kuarsa berisi uap merkuri bertekanan tinggi. Efikasinya antara 40 – 60 lm/watt. Dibutuhkan waktu antara 3 – 8 menit untuk menguapkan merkuri sebelum menghasilkan cahaya maksimal. Karena itu disebut lampu metal- halida. Jenis lampu ini mempunyai keuntungan dan kerugian commit to user 1 Kecuali lampu mercury yang kualitas cahayanya lebih baik dari lampu pijar, efikasi lampu HID jauh lebih tinggi dibandingkan lampu pijar dan fluorescent 2 Lebih awet dari lampu pijar dan kadang-kadang lebih awet dari flourescent juga 3 Pendistribusian cahaya lebih mudah daripada lampu fluorescent 4 Biaya operasional sangat rendah 5 Tidak seperti lampu flourescent, lampu HID tidak terpengaruh oleh variasi suhu dan kelembaban lingkungannya. Kerugian 1 Biaya awal sangat tinggi 2 Seperti halnya dengan lampu flourescent, lampu HID butuh balas yang dapat mengeluarkan suara mengganggu 3 Lampu membutuhkan waktu sekitar 8 menit untuk bersinar secara penuh 4 Beberapa dapat mengeluarkan cahaya ungu-ultra yang membahayakan kesehatan 5 Lampu HID hanya cocok untuk ruangan, dengan ketinggian langit-langit sedang 3-5 m hingga tinggi >5 m. Gambar Lampu HID High-Intensity Discharge Lamps Sumber Prasasto Satwiko, 2004 71 commit to user Berdasarkan pendistribusian cahaya terdapat 5 sistem penerangan iluminasi yang masing-masing berbeda sifat, karakter dan pengaruh distribusi cahayanya. Lima sistem tersebut meliputi 1 Sistem pencahayaan langsung direct lighting Sistem iluminasi ini 90% hingga 100% cahaya mengarah langsung ke obyek yang diterangi. Oleh karena itu sistem ini mengakibatkan a penyinaran efektif b menimbulkan kontras dan bayangan c terjadi silau, baik langsung dari sumber cahaya maupun akibat cahaya pantulan. 2 Sistem pencahayaan setengah langsung semi direct lighting Pada sistem iluminasi ini, 60% sampai 90% cahaya mengarah pada obyek yang diterangi dan cahaya selebihnya menerangi langit-langit dan dinding yang juga memantulkan cahaya karena obyek tersebut. 3 Sistem iluminasi difus general diffuse lighting Sistem iluminasi difus jika 40% sampai 60% cahaya diarahkan pada obyek dan sisanya menyinari langit-langit dan dinding, yang juga memantulkan cahaya kearah obyek tersebut. 4 Sistem pencahyaan setengah tak langsung semi indirect lighting Pada prinsipnya sistem ini merupakan kebalikan dari sistem setengah langsung. Sistem setengah tak langsung 60% hingga 90% cahaya diarahkan pada langit-langit dan dinding, sisanya diarahkan langsung ke obyek. Karena sebagian besar cahaya mengenai bidang kerja, berasal dari pantulan langit-langit dan dinding. Maka dapat dikatakan commit to user cahaya yang datang berasal dari segala arah, sehingga bayangan relatif tidak tampak dan silau dapat diperkecil. 5 Sistem iluminasi tidak langsung indirect lighting Pada sistem ini 90% hingga 100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding. Oleh karena keseluruhan cahaya yang menyinari obyek pada bidang kerja merupakan cahaya pantulan segala arah dari langit-langit dan dinding, maka mengakibatkan a penyinaran tidak efektif b tidak ada kontras dan relatif tidak menimbulkan bayangan c tidak menyilaukan
cahaya buatan yang berasal dari lampu disebut