🐬 Cara Transfer Bahan Bakar Kapal

Sistembahan bakar ini secara umum terdiri atas fuel oil transfer, filtery dan purifering; fuel oil circulating, fuel oil supply, dan heater. Bahan bakar di kapal disimpan di storage tank. Koil pemanas harus dipasang pada tangki bunker sehingga temperatur bahan bakar pada tangki bunker dapat dipertahankan pada temperatur 40 - 500C. Kapaltanker membutuhkan bahan bakar yang tidak sedikit. besarnya tanky mengharuskan kita harus jeli dalam menghitung sisa bahan bakar yang ada dalam tanki Tahapanproses pengolahan bahan bakar kapal laut dalam mesin terdiri atas tahapan berikut: Fuel oil transfer; Filtering and purifying: Fuel oil circulating; Fuel oil supply; Heater; Bahan bakar pada kapal laut disimpan dalam tangki bunker untuk mempertahankan suhu temperatur dari bahan bakar, yakni temperatur antara 40 - 500 derajat celcius. Kapalkargo listrik jarak jauh milik Fleetzero bekerja dengan sistem pertukaran baterai, dimana sistem ini dikatakan terbukti lebih murah dibandingkan pengiriman yang menggunakan bahan bakar fosil. Tenaga kapal berasal dari baterai berbahan kimia Lithium Iron Phosphate (LFP) yang memiliki penyimpanan energi hingga 2 MWh per baterainya. . Kondisi geografis Indonesia yang dikelilingi oleh lautan, menjadikan kapal laut sebagai salah satu transportasi terpenting. Tidak hanya di Indonesia saja, kapal laut merupakan transportasi terpenting dunia dari masa ke masa. Bisa disimpulkan bahwa kapal laut merupakan alat transportasi tertua dan pertama yang pernah dibuat oleh manusia. Dalam penggunaanya, kapal laut digunakan oleh manusia untuk mengangkut dan mengantar penumpang, bahan logistik, sampai barang-barang besar menyeberangi luas nya lautan. Dalam pengembangan kapal laut modern, bahan bakar kapal laut adalah faktor penting dalam menjalankan kapal laut mengarungi lautan. Lantas pernahkah anda berfikir bagaimana kapal laut bisa berjalan diatas laut selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan? Apa kira-kira jenis bahan bakar yang digunakan oleh kapal laut? Berapa harganya? Dan bagaimanakah cara kerjanya? Mari baca seksama artikel dibawah ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas. Sejarah Penggunaan Bahan Bakar Kapal Laut Pada zaman dahulu, kapal laut dibangun dan digunakan oleh manusia secara sederhana. Salah satu karya kapal laut termegah yang pernah dibangun manusia pada zaman terdahulu adalah bahtera kapal Nabi Nuh. Perlu diketahui bahwa, kapal laut yang digunakan manusia pada era itu tidak menggunakan mesin. Kapal Laut bergerak mengandalkan arah dan kekuatan angin. Manusia mempelajari bagaimana energi angin yang berhembus secara alami dapat mereka gunakan untuk menghantarkan mereka menangkap ikan di laut dan bahkan menghantarkan mereka menyeberangi lautan. Namun, dorongan angin tidak cukup jauh membawa manusia untuk bisa mengarungi lautan yang lebih luas. Seiring berkembangnya peradaban dan ilmu pengetahuan manusia, mulailah manusia membuat sebuah mesin berbahan bakar. Munculnya berbagai penemuan dan pengembangan mesin ini kita kenal dalam sejarah manusia sebagai Revolusi Industri. Diawali kejayaan masa-masa Renaisans akan karya seni realis, manusia mulai mengembangkan rancangan kerangka mekanis yang terus bergerak sesuai dengan putaran sumber energinya. Hal inilah yang kemudian dijadikan sebagai ilmu dasar untuk menciptakan mesin berbahan bakar untuk berbagai alat transportasi saat ini. Perkembangan Mesin Kapal Laut Penggunaan bahan bakar pada mesin kapal laut dimulai pada perkiraan pada awal abad 19. Pada saat itu, kapal-kapal laut dijalankan dengan menggunakan mesin uap, menggunakan batu bara. Terus berkembang, pada tahun 1930 manusia mulai menemukan teknologi transportasi kapal motor 4-stroke yang menggunakan heavy fuel. Heavy fuel merupakan salah satu penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar transportasi untuk pertama kalinya. Setelah penemuan kapal motor 4-stroke, perusahaan perusahaan industri kapal layar mulai menginvestasikan pada pengembangan hingga komposisi mesin yang lebih sederhana dan murah bagi industri ditemukan, yakni kapal motor 2-stroke. Seiring melebarnya kebutuhan akan kapal motor bermesin 2-stroke, kebutuhan akan heavy fuel semakin gencar. Pada tahun 1950-an heavy fuel semakin populer dengan ditemukanya lubrikasi silinder alkali tinggi. Penemuan ini memungkinkan bahan bakar pada mesin untuk mampu menetralisir kandungan sulfur pada bahan bakar. Namun, pada era abad 21, penggunaan heavy fuel telah jarang lagi digunakan sebagai bahan bakar karena sebab utamanya adalah heavy fuel memiliki tingkat viskositas tinggi sehingga penggunaanya memang harus dibatasi. Pada abad 20, kapal uap heavy fuel digantikan oleh kapal motor dengan diesel solar sebagai bahan bakar utamanya. Baca juga Mengenal Bahan Bakar Diesel dan Pemanfaatannya dalam Dunia Industri Proses Pembuatan Bahan Bakar Laut Sebelum membahas lebih lanjut tentang berbagai jenis bahan bakar kapal laut yang digunakan saat ini, mari terlebih dahulu kita memahami bagaimana konsep dasar bahan bakar kapal laut terbentuk dan tercipta. Pada dasarnya, seluruh bahan bakar kapal laut berasal dari minyak bumi yang didestilasi. Pada prosesnya, minyak bumi yang telah diambil dari perut bumi dipanaskan dalam cerobong asap untuk mengikat unsur kimia dan menguapkan embunan minyak yang kemudian digolongkan sesuai dengan fraksi tingkat didihnya. Seperti contohnya, bahan bakar bensin premium yang sering kita gunakan adalah hasil destilasi minyak bumi dengan titik didih paling tinggi, sehingga ia merupakan produk pertama dari destilasi minyak bumi. Setiap bahan bakar yang ada seperti solar, kerosene, aftur, dll, memiliki jenis ikatan karbon dengan tingkatan titik didih dan kemampuan menguap yang berbeda. Perbedaan ini berdasarkan unsur dasar dalam hukum fisika yang secara alami terbentuk. Setelah hidrokarbon tersebut diikat dan menguap maka proses selanjutnya adalah dikondensasikan menggunakan cerobong destilasi. Maka jadilah bahan bakar kapal laut yang banyak digunakan saat ini. Jenis-Jenis Bahan Bakar Kapal Laut Kapal pengangkut kontainer © Unsplash Setelah memahami bagaimana sejarah dan proses pembuatan bahan bakar kapal laut, maka selanjutnya adalah memahami apa saja jenis-jenis dari bahan bakar kapal laut yang digunakan industri saat ini. Berikut penjelasanya 1. Marine Fuel Oil MFO Marine Fuel Oil atau yang biasa disingkat dengan MFO merupakan jenis bahan bakar kapal laut yang digunakan sebagai penggerak utama dalam mesin kapal dengan putaran rendah. Proses pembuatan Marine Fuel Oil tidak melalui proses destilasi. MFO memiliki tekstur dengan tingkat kekentalan pekat dan berwarna hitam. Tingkat kekentalan Marine Fuel Oil lebih tinggi dibanding dengan minyak diesel. Dalam industri kapal laut, MFO digunakan pada pembakaran dapur industri berskala besar. Proses pembakaran Marine Fuel Oil pada mesin kapal laut terjadi karena adanya reaksi cepat nan rumit antara senyawa dengan oksigen. Reaksi cepat nan rumit tersebut melepaskan kalor dan cahaya dan terjadilah pirolisis. Pirolisis adalah pemisahan termal molekul menjadi molekul yang lebih kecil. Pada dasarnya, pemecahan ini terjadi tanpa eksistensi oksigen. Namun, ketika oksigen ikut bereaksi maka akan menimbulkan nyala bakar yang menghidupkan mesin. 2. High Speed Diesel Solar High Speed Diesel atau yang masyarakat indonesia dikenal sebagai solar adalah jenis bahan bakar minyak ber destilasi yang digunakan untuk mesin dari kompresi tinggi dengan putaran tinggi. Putaran tinggi tersebut tercatat lebih dari 1000 rpm. Berbeda dengan MFO, High Speed Diesel dihasilkan dari proses pemecahan destilasi minyak pelumas bekas. Pemisahan ini disebut juga dengan dewatering. Dewatering adalah proses pemisahan minyak pelumas dengan air. Dari proses ini High Speed Diesel akan memiliki kandungan air dan kandungan sulfur yang rendah. Keunggulan dari HIgh Speed Diesel diantaranya adalah memiliki indeks cetane tinggi sehingga dapat memberikan kualitas memberikan pembakaran pada mesin dengan lebih sempurna. 3. Minyak Diesel atau Marine Diesel Fuel MDF Marine Diesel Fuel merupakan kepanjangan dari MDF. Dalam industri, Marine Diesel Fuel MDF disebut juga dengan Industrial Diesel Oil IDO. Berbeda dengan High Speed Diesel yang digunakan untuk mesin dengan putaran tinggi, MDF digunakan pada mesin dengan putaran rendah. Marine Diesel Fuel digunakan pada mesin dengan putaran dibawah 1000 rpm. Selain itu, Marine Diesel Fuel memiliki kandungan sulfur dan kandungan air yang sangat rendah dibandingkan dengan High Speed Diesel. Dengan Hal ini, MDF dapat berperan dalam mengurangi dan mencegah korosi pada mesin lebih efektif daripada solar. Sistem Cara Kerja Bahan Bakar Kapal Laut Tahapan proses pengolahan bahan bakar kapal laut dalam mesin terdiri atas tahapan berikut Fuel oil transfer Filtering and purifying Fuel oil circulating Fuel oil supply Heater Bahan bakar pada kapal laut disimpan dalam tangki bunker untuk mempertahankan suhu temperatur dari bahan bakar, yakni temperatur antara 40-500 derajat celcius. Dari tangki bahan bakar inilah kemudian akan dipompakan ke settling tank, sekaligus penyaringan kotoran melalui strainer untuk menyaring kotoran. Di settling tank, suhu bahan bakar akan dipanaskan dipertahankan di angka temperatur 50-700 derajat celcius. Bahan bakar kemudian akan mendapat penyaringan lebih lanjut di centrifuges untuk meminimalisir kembali kotoran dan air yang tidak diinginkan. Setelah itu, bahan bakar akan dipompa kembali menuju supply pump. Dari supply pump, maka bahan bakar akan dialirkan lebih lanjut ke circulating pump untuk dipanaskan sampai pada temperatur 1500 derajat celcius. Dengan pembakaran inilah kemudian bahan bakar dapat menyalakan mesin kapal laut. Kesimpulan Tidak dapat dipungkiri kebutuhan pengolahan minyak bumi sebagai bahan bakar utama kapal laut sangat diperlukan oleh banyak Industri. Oleh sebab itu, PT. Megah Anugrah Energi berkontribusi dalam melakukan distribusi bahan bakar Marine Fuel Oil dalam menyediakan kebutuhan industri akan bahan bakar ini. Lebih lanjut mengenai harga bahan bakar kapal laut Marine Fuel Oil dapat dilihat di laman produk kami dan artikel terbaru kami. Solar Industri menawarkan paket pemesanan produk bio solar B30, jasa bunker service, dan pembuatan tangki solar di seluruh wilayah Indonesia. Untuk pemesanan lintas negara, silakan hubungi kontak kami yang telah tersedia. Bunker merupakan aktivitas pengisian bahan bakar yang dilakukan oleh kapal pengisi bahan bakar kapal tongkang. Kegiatan ini melalui beberapa tahapan prosedur yaitu persiapan awal, pre-bunkering, during bunkering dan setelah bunkering. Agar kapal bisa melakukan pengiriman antardaerah, kapal perlu melakukan bunker atau bunkering. Sederhananya, bunkering ini adalah sebuah istilah untuk pengisian bahan bakar kapal. Dalam industri perminyakan, kapal menjadi suatu alat transportasi yang penting. Agar sebuah kapal siap untuk berlayar, kapal perlu mengisi bahan bakar. Namun, ternyata pengisian bahan bakar kapal tidak dapat melalui proses yang sembarangan. Untuk melakukan bunker, ada beberapa prosedur yang perlu menjadi perhatian agar proses bunker tetap aman. Prosedur pelaksanaan bunker mencakup persiapan awal, pre-bunkering, during bunkering, dan after bunkering. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan secara detail mengenai prosedur bunkering. Untuk lebih mengetahui mengenai apa itu sebenarnya bunker dan bagaimana prosedur pelaksanaannya, mari simak bersama uraian di bawah ini. Apa itu Bunker? Bunker atau bunkering adalah sebuah kegiatan di dalam kapal dengan tujuan untuk mengisi bahan bakar kapal. Secara sederhananya, bunker merupakan kegiatan mengisi bahan bakar kapal. Bahan bakar kapal itu bisa berupa marine fuel oil, solar, ataupun minyak diesel. Proses bunkering kapal membutuhkan kapal pengisi bahan bakar kapal tongkang dan pelabuhan sebagai tempat berlabuh. Tidak seperti pengisian kendaraan lainnya di SPBU, proses bunkering kapal lebih memerlukan perhatian mengenai keamanan dan keselamatannya. Oleh karena banyaknya jumlah bahan bakar yang harus berpindah dalam proses bunkering yang ada di laut, ada banyak bahaya yang bisa terjadi. Tanpa adanya prosedur bunkering, proses bunkering bisa saja menyebabkan tumpahan minyak di laut dan bahkan ledakan pada kapal. Baca juga Harga Solar Industri B30 & MFO Non-Subsidi Periode 01 – 14 Mei 2022 Prosedur Bunker di dalam Kapal Proses pengisian bahan bakar kapal laut memerlukan beberapa prosedur yang sangat penting. Ada empat tahap prosedur bunkering kapal yang harus menjadi perhatian, yakni mulai dari persiapan awal, pre-bunkering, selama proses bunkering, sampai setelah bunkering. Empat tahap prosedur bunkering harus ditaati untuk meminimalisir kecelakaan yang mungkin terjadi. Berikut uraian mengenai keempat tahap prosedur untuk lebih memahami apa saja prosedurnya. Baca juga Mengenal Kapal Tanker dengan Segala Fungsionalitasnya Persiapan Awal Initial Preparation Rapat para petugas yang akan melaksanakan proses bunkering agar tidak ada salah komunikasi. Setidaknya, rapat itu membahas enam hal, yaitu, tangki yang kosong, jumlah bahan bakar yang akan berpindah, alur pengisian, prosedur keselamatan, prosedur darurat apabila ada tumpahan minyak, dan anggung jawab dari masing-masing petugas. Pemeriksaan dan penghitungan tangki yang akan diisi oleh Kepala Kamar Mesin Mengosongkan beberapa tangki bahan bakar dan mentransfer bahan bakar dari satu tangki ke tangki lainnya apabila diperlukan. Tujuannya adalah untuk mencegah ketidakcocokan antara bahan bakar lama dengan bahan bakar baru. Menyediakan pencahayaan yang memadai di bunker dan sounding position. Memastikan ada tanda dilarang merokok di dekat bunker station. Petugas dalam proses bunkering harus memahami komunikasi di atas kapal, tanda-tanda atau sinyal untuk menghentikan proses bunkering antara petugas yang terlibat. Memastikan semua deck scuppers dan semua trays telah terpasang. Memeriksa dan memastikan alarm dan fire fighting berfungsi dengan baik. Memastikan bendera atau lampu berwarna merah berkibar di tiang mast. Memeriksa dan memastikan semua perlengkapan SOPEP Shipboard Oil Pollution Emergency Plan ada di dekat bunker station. Pre-Bunkering Pengukuran sounding tangki dan pembuatan laporan. Tetap melakukan pengukuran sounding pada tangki-tangki bahan bakar lain, selain tangki yang akan digunakan pada proses bunkering. Pengukuran sounding ini dapat menjadi pencatatan kondisi aktual jumlah bahan bakar pada kapal. Menutup bunker manifold valves yang berlawanan sisi. Wajib mencatat draft dan trim kapal sebelum proses bunkering. Pada saat kapal bunker atau tongkang sudah berada di samping kapal yang akan melakukan bunkering, petugas harus menjelaskan bunkering plan kepada petugas yang bertanggung jawab di kapal tongkang. Pemeriksaan Bunker Suppliers Paperwork yang berhubungan dengan oil grade dan density. Pihak bunker barge atau bunker truck menyetujui kapasitas pompa untuk bunker. Hose menghubungkan ke manifold. Bunker supplier mengirim crew mereka untuk menghubungkan bunker oil pipeline dari bunker ship atau barge. Petugas harus memeriksa flange connection untuk memastikan tidak adanya kebocoran. Memastikan emergency stop bunkering supply pump berfungsi dengan baik. Setelah seluruh pengecekan selesai, manifold valve dapat dibuka untuk proses bunkering. Selama Pengisian During Bunkering Selama proses bunkering, kecepatan pompa harus dalam kondisi rendah. Hal ini bertujuan mempermudah pemeriksaan apakah bahan bakar mengalir ke dalam tangki yang valvenya telah terbuka atau belum. Untuk memastikan bahan bakar mengalir ke tangki yang akan bunkering, petugas harus melakukan sounding dari tangki bunkering maupun tangki yang tidak bunkering. Setelah dapat dipastikan bahwa bahan bakar mengalir ke tangki yang tepat, kecepatan pompa dapat dinaikkan atas persetujuan. Apabila tangki sudah hampir mencapai level maksimum, yaitu 90%, kecepatan pompa bunkering yang ada di tongkang harus diturunkan dan valve tangki berikutnya yang akan diisi harus dibuka. Pemeriksaan sounding harus dilakukan secara teratur selama proses bunkering. Pada saat tangki hampir penuh, frekuensi pemeriksaan harus semakin lebih meningkat. Pemeriksaan suhu dari bunker menggunakan bunker temperature yang telah ada. Petugas membuka atau menutup katup tangki selama proses pengisian bahan bakar. Katup tangki bahan bakar lain harus dibuka setelah tangki yang lain sudah mencapai batas maksimum pengisian. Baca juga Truk Tangki Mengenal Lebih Dekat Berbagai Tipe dan Spesifikasinya Setelah Bunker Melakukan pengaliran udara air blow ke bunkering supply line setelah memastikan proses bunkering selesai. Pengaliran udara bertujuan untuk membuang semua minyak yang terperangkap dalam saluran pipa. Hindari melepas sambungan antara bunkering supply line dan receiving manifold sebelum memastikan jumlah bahan bakar sudah sesuai dengan persetujuan atau belum. Mencatat dan memeriksa draught dan trim. Memeriksa sounding semua tangki yang sudah terisi. Untuk mengoreksi trim kapal, heel, dan suhu, volume dari bahan bakar juga harus dikoreksi. Pengambilan empat sampel selama proses bunkering, satu untuk disimpan di dalam kapal, satu untuk kapal bunker atau tongkang, satu sampel untuk analisis, dan satu sampel untuk port state. Kepala Kamar Mesin menandatangani Bunker Delivery Note atau tanda terima proses bunkering dan jumlah bunker yang berpindah. Apabila ada kekurangan jumlah bunker, Kepala Kamar Mesin dapat mengeluarkan nota protes terhadap tongkang atau pemasok. Setelah petugas memastikan semuanya selesai, petugas dapat melepas koneksi dari hose. Melakukan pembersihan bunker station dan memindahkan perlengkapan SOPEP ke tempat semula. Kepala Kamar Mesin membuat laporan dari proses bunkering pada oil record book dengan melampirkan tanda terima proses bunkering atau Bunker Delivery Note. Kesimpulan Proses pengisian bahan bakar kapal memiliki istilah khusus, yaitu bunkering. Pengisian bahan bakar kapal tidak sesederhana pengisian kendaraan lain seperti mobil ataupun motor. Mengingat banyaknya jumlah bahan bakar yang harus dipindahkan dalam proses bunkering yang ada di laut, bunkering tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Proses bunkering memiliki prosedur, mulai dari tahap persiapan, pre-bunkering, selama bunkering, sampai setelah bunkering. Setiap proses itu memiliki prosedurnya masing-masing yang harus para petugas ataupun Anak Buah Kapal ABK patuhi. Prosedur itu sangat penting karena dapat mencegah kecelakaan saat pengisian bahan bakar kapal. Solar Industri menawarkan paket pemesanan jasa bunker service, produk bio solar B30, dan pembuatan tangki solar di seluruh wilayah Indonesia. Untuk pemesanan lintas negara, silakan hubungi kontak kami yang telah tersedia. Denotasi Sistem Bahan Bakar Kapal Sistem Alamat Bakar Kapal Fuel Oil System adalah suatu sistem berfungsi bakal mengempoh bahan bakar mulai sejak tangki penyimpanan sampai ke mesin induk/mesin bantu. Secara awam pembagian jenis bahan bakar terdapat 3 jenis ialah Heavey Fuel Oil HFO, Marine Diesel Oil MDO, dan High Speed Diesel HSD. Berdasarkan 3 Jenis Bahan Bakar tersebut berikut adalah penjelasan mengenai bahan bakar tersebut. Lihat >> Segala itu Bunker Fuel Oil ? Sejenis ini Cara Proses Bunkering BBM Kapal Properties Pada Bahan Bakar Kapal Alamat bakar kapal ialah riuk satu peristiwa nan utama privat sistem permesinan kapal, dengan variasinya yang cukup banyak ketika ini maka bisa menjadi sortiran untuk shipowner untuk menentukan macam incaran bakar kapal nan dapat digunakan untuk kapalnya. Perbedaan jenis alamat bakar yang ada ini karena perbedaan dari properties bahan bakarnya itu seorang. Berikut yakni definisi dari properties nan biasa terdapat lega objek bakar 1. Berat Diversifikasi perbandingan antara terik fuel oil dengan volumenya. Rincih berusul berat jenis yaitu [Kg/m3] 2. Viskositas Kinematik perimbangan perbandingan antara viskositas dinamik dengan densitas agregat keberagaman. Satuan terbit Viskositas Kinematik yaitu mm2/s 3. Tutul Nyala Temperatur terendah dimana fuel oil dapat terbakar. Satuannya merupakan Celcius 4. Titik Tuang Temperatur terendah dimana fuel oil boleh mengalir. Satuannya adalah Celcius 5. Residu Karbon Sisa karbon akibat hasil dari pembakaran fuel oil. Satuannya ialah %m/m 6. Kandungan Abu Sisa anorganik yang tidak boleh gosong dalam fuel oil. S atuannya adalah %m/m 7. Sedimen Total Penilaian dan indikasi pengukuhan dan kebersihan bahan bakar perlu diuji. S atuannya ialah %m/m 8. Rahim Air Satuannya adalah %v/v Safety Trik Sheet Pada Alamat Bakar Kapal Setiap alamat bakar nan diproduksi harus memiliki sebuah kenur safety data sheet. Safety data sheet ini berisikan informasi mengenai atak barang incaran bakarnya, identifikasi bahaya, tindakan uluran tangan ketika terjadi kecelakaan, cara penanganan ketika terjadi kebakaran, cara penanggulanagan jika terjadi tumpahan atau kebocoran bahan bakar, cara menyimpan bahan bakar nan tepat dan sifat kimia serta sifat fisikanya. Suku cadang sreg Sistem Bahan Bakar Kapal Pasca- membahas akan halnya signifikansi bahan bakar, properties yang terdapat di objek bakar, serta safety anak kunci sheet objek bakar, disini akan dijelaskan juga akan halnya komponen yang ada lega sistem alamat bakar kapal sehingga mesin kapal mendapatkan supply incaran bakarnya bagi menggerakan propulsinya. Berikut ini adalah komponen – komponen yang terdapat pada sistem sasaran bakar kapal Tangki Penyimpanan Settling Tank Penyaring/ Penyaring target bakar FO Transfer Pump Purifier Service Tank Booster Pump maupun circulating pump Fuel oil heater Injector Tahapan Sistem Sasaran Bakar Kapal Sistem bahan bakar di kapal menerobos beberapa jenjang mulai berusul main storage tank mengaras mesin. Berikut adalah tahapan Fuel Oil system 1. FO Transfer Pump memompa bahan bakar bermula Main Storage Tank menuju settling tank. Khasiat bermula Settling Tank ini merupakan untuk mengendapkan mangsa bakar tersebut. Sedimentasi tersebut dilakukan dengan pamrih untuk mengendapkan partikel dan cirit sehingga tidak masuk ke tanki lebih jauh. 2. Dalam Settling tank ini umumnya Bahan bakar dipanaskan terlebih dulu agar kekentalannya Viskositas menurun. Kemudian selepas bersumber settling tank ini, incaran bakar dipompa menuju Daily Service Tank Tangki Harian menggunakan Centrifuge Pump. 3. Sebelum masuk ke dalam Daily Service Tank, Bahan bakar akan melewati sebuah alat nan dinamakan Purifier. Fungsi mulai sejak Fuel Purifier ini yakni untuk memisahkan Objek bakar dengan air dan sempelah sehingga kualitas objek bakar menjadi lebih baik. Hal ini berguna untuk pembakaran yang lebih baik pada mesin sehingga akan meningkatkan prestasi mesin dan merawat mesin secara tidak langsung. 4. Bahan bakar yang dipompa dari Daily Service Tank ini adalah bahan bakar yang akan disupply ke kerumahtanggaan mesin sesuai dengan kebutuhan mesin induk tersebut. 5. Supply bahan bakar dari Daily Service Tank menuju Main Engine memperalat Booster pump Circulating Pump, yaitu pompa bertekanan tinggi untuk mencukupi kebutuhan tekanan mangsa bakar yang dibutuhkan maka dari itu Main Engine. Buat bahan bakar yang keluar dari Daily Service Tank ke Main Engine ini diperlukan katup dengan sistem penghabisan otomatis dan cepat Quick closing valve 6. Kerumahtanggaan situasi kelebihan bakar Fuel Return yang disupply, maka situasi tersebut akan juga berorientasi service tank melalui venting box dan dengan aerating valve melepaskan asap

cara transfer bahan bakar kapal